Pernahkah kamu pergi ke mal dan melihat banyak toko dengan nama yang sama, seperti “Matahari Department Store”, “Matahari Mall”, dan “Matahari Food”? Anda mungkin baru saja menyadari kekuatan strategi branding umbrella, yang sangat efektif untuk membangun kerajaan bisnis yang kokoh.
Apa itu Umbrella Branding?
Bayangkan sebuah payung besar di bawahnya yang melindungi banyak orang. Umbrella branding melakukan hal yang sama. Ia menggunakan satu merek induk (induk) untuk menaungi berbagai submerek (anak).
Perusahaan dapat menggunakan umbrella branding untuk membangun hubungan emosional antara merek induk dan sub-mereknya, sehingga konsumen lebih mudah mengidentifikasi dan mengingat barang yang dijual. Dengan memanfaatkan kesuksesan merek utama, sub-merek juga akan terangkat dan mendapatkan keuntungan dari reputasi yang sudah dibangun. Selain itu, bisnis dapat mengurangi biaya promosi dan memperluas pasar dengan lebih efisien dengan strategi ini. Oleh karena itu, umbrella branding dapat menjadi bagian penting dari pembangunan kerajaan bisnis yang kuat dan berkelanjutan.
Menggunakan satu merek untuk berbagai barang dan jasa yang terkait adalah strategi pemasaran yang dikenal sebagai branding bawah atap. Bisnis dapat memanfaatkan reputasi dan pengakuan merek utama di berbagai kategori produk dengan menggunakan strategi umbrella branding (Suppliet, 2020). Efek spillover, di mana asosiasi positif dari merek utama menyebar ke produk baru, meningkatkan pangsa pasar dan ekuitas merek (Erdem & Sun, 2002; Al-Raggad et al., 2023).
Untuk ilustrasi, Virgin Group adalah merek induk yang menaungi berbagai sub-merek terkenal, seperti Virgin Atlantic, Virgin Media, dan Virgin Mobile. Sub-merek ini dapat menjangkau lebih banyak pelanggan dan membangun kepercayaan di bawah payung Virgin yang kuat.
Sejarah dan Makna Umbrella Branding
Perusahaan seperti Procter & Gamble dan Unilever telah lama menggunakan strategi ini untuk memasarkan berbagai produk dengan nama yang sama. Namun, di era modern, umbrella branding semakin populer karena kemampuan untuk membangun merek yang kuat dan stabil di berbagai industri.
Branding umbrella juga dapat memengaruhi perilaku pelanggan karena memberikan rasa konsistensi dan keandalan di berbagai lini produk, yang meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan (Erdem & Chang, 2011). Selain itu, branding bawah payung juga dapat digunakan sebagai strategi manajemen risiko; dalam hal ini, merek sekunder di bawah payung berfungsi sebagai penyangga dan mengalihkan perhatian dari merek perusahaan utama jika terjadi kegagalan atau krisis kualitas (Hsu et al., 2015).
Manfaat Umbrella Branding
Menurut penelitian, umbrella branding dapat sangat efektif dalam industri di mana pelanggan menghargai prestise dan pengaruh sosial. Ini memungkinkan bisnis untuk memanfaatkan faktor-faktor ini dengan menghadirkan citra merek yang terpadu dan bergengsi (Amaldoss & Jain, 2015). Selain itu, menurut Al-Raggad et al. (2023), branding payung dapat menghasilkan peningkatan efisiensi dalam upaya pemasaran karena fokus sekarang adalah mempromosikan merek secara menyeluruh daripada produk individu.
Untuk bisnis yang ingin membangun identitas merek yang kuat dan memperluas jangkauan pasarnya, umbrella branding menawarkan banyak keuntungan. Berikut ini adalah beberapa keuntungan utama:
1. Membangun Merek yang Kuat dan Koheren
Karena pelanggan cenderung memilih barang atau jasa dari merek yang mereka kenal dan percaya, merek induk yang kuat dapat membantu sub-merek mendapatkan kepercayaan dan kredibilitas. Umbrella branding membantu memperkuat citra merek secara keseluruhan dengan menciptakan konsistensi dan kohesi di seluruh daftar produk dan layanan perusahaan.
Dengan menggunakan umbrella branding, perusahaan dapat menghemat biaya pemasaran karena tidak perlu membangun identitas merek baru untuk setiap produk atau layanan yang dirilis. Dengan memiliki merek induk yang kuat, perusahaan juga dapat lebih mudah memperluas jangkauan pasar dan menarik pelanggan yang setia. Oleh karena itu, umbrella branding dapat menjadi strategi yang efektif untuk memperkuat identitas merek dan meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan.
2. Meningkatkan Efisiensi Marketing
Karena perusahaan tidak perlu membuat kampanye marketing terpisah untuk setiap sub-merek, merek induk dapat menggunakan strategi marketing yang sama untuk semua sub-merek, yang menghemat biaya dan meningkatkan ROI. Dengan menggunakan branding umbrella, bisnis dapat menggunakan sumber dayanya dengan lebih baik dan mencapai lebih banyak orang dengan anggaran yang lebih kecil.
Sehingga, perusahaan dapat melakukan pemasaran yang lebih efektif dengan adanya umbrella branding. Dengan mengalokasikan sumber daya secara efektif, bisnis dapat berkonsentrasi pada pembuatan strategi pemasaran yang konsisten dan efektif untuk seluruh sub-merek di bawah payung merek utama. Dengan melakukan ini, bisnis dapat memperoleh keuntungan kompetitif yang signifikan di pasar dan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap merek mereka.
3. Memperluas Jangkauan Pasar
Karena pelanggan yang tertarik dengan satu sub-merek mungkin juga tertarik dengan sub-merek lain dalam portofolio perusahaan, merek induk yang kuat dapat menjangkau lebih banyak pelanggan dengan menjalankan berbagai sub-merek. Dengan menggunakan branding bawah atap, bisnis dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan peluang untuk mendapatkan pelanggan baru.
Perusahaan dapat memperluas jangkauan pasar mereka secara signifikan dengan mencakup berbagai sub-merek di bawah payung merek utama. Dengan menawarkan berbagai barang dan jasa di bawah merek yang sama, perusahaan dapat menarik perhatian pelanggan dari berbagai segmen pasar. Oleh karena itu, strategi umbrella branding meningkatkan citra merek utama perusahaan dan memungkinkan perusahaan untuk menjangkau lebih banyak orang dan memperluas pangsa pasar.
4. Meningkatkan Nilai Merek
Karena merek yang kuat lebih mudah diingat dan dipercaya oleh pelanggan, merek yang kuat memiliki nilai yang lebih tinggi daripada merek yang lemah. Umbrella branding meningkatkan nilai merek induk dan sub-merek, meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.
Ketika konsumen melihat merek yang kuat dan dapat diandalkan, mereka cenderung lebih yakin dan nyaman saat memilih barang atau jasa tertentu. Akibatnya, dengan menggunakan strategi umbrella branding, perusahaan dapat meningkatkan nilai merek mereka dan menarik lebih banyak pelanggan daripada pesaing mereka. Salah satu manfaat utama dari penerapan strategi umbrella branding dalam strategi perdagangan adalah peningkatan nilai merek.
5. Memperkuat Loyalitas Pelanggan
Karena kepercayaan dan kesetiaan yang telah mereka tanamkan pada merek induk mereka, pelanggan yang setia pada merek tersebut lebih cenderung membeli barang dan jasa dari submerek lain di dalam portofolio bisnis perusahaan. Umbrella branding meningkatkan retensi dan loyalitas konsumen.
Perusahaan yang memiliki loyalitas pelanggan yang kuat dapat mempertahankan pangsa pasar mereka dan mengurangi risiko kehilangan pelanggan kepada pesaing mereka. Loyalitas pelanggan juga dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan memberikan keuntungan jangka panjang dalam bentuk rekomendasi dan word-of-mouth yang baik. Oleh karena itu, umbrella branding meningkatkan nilai merek dan memperkuat hubungan antara perusahaan dan pelanggan setianya.
Dengan menggunakan strategi umbrella branding yang efektif, perusahaan dapat mencapai berbagai tujuan bisnis dengan membangun merek yang kuat dan koheren, meningkatkan efisiensi pemasaran, memperluas jangkauan pasar, meningkatkan nilai merek, dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
Tantangan Umbrella Branding
Konsistensi merek di seluruh garis produk memastikan bahwa nilai inti merek tetap ada dan menjaga agar reputasi merek tidak tercemar oleh produk yang tidak berhasil. Perusahaan dapat mengatasi masalah ini dan memanfaatkan potensi penuh dari umbrella branding dengan strategi yang tepat dan komunikasi yang efektif. Dengan demikian, mereka dapat membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dan memperoleh keunggulan kompetitif yang signifikan di pasar.Meskipun umbrella branding memiliki banyak keuntungan, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa masalah dengan strategi ini:
1. Membangun Merek Induk yang Kuat
Keberhasilan branding bawah bendera bergantung pada merek induk yang kuat. Jika merek induk tidak memiliki reputasi yang baik dan nilai-nilai yang jelas, submerek mungkin tidak dapat mengambil keuntungan dari reputasi tersebut. Membangun merek induk yang kuat membutuhkan waktu, tenaga, dan komitmen.
2. Menjaga Konsistensi Merek
Untuk menjaga integritas merek dan menghindari kebingungan pelanggan, merek induk harus memastikan bahwa semua sub-merek konsisten dalam hal kualitas produk, layanan, dan pesan. Hal ini penting untuk menjaga integritas merek dan menghindari kebingungan pelanggan. Menjaga konsistensi merek membutuhkan kerja sama dan komunikasi yang efektif di seluruh perusahaan.
3. Mengelola Sub-merek yang Beragam
Untuk memastikan bahwa setiap sub-merek dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya secara efektif, merek induk harus mampu mengelola berbagai sub-merek yang memiliki kebutuhan dan target audiens yang berbeda. Untuk melakukan ini, pendekatan yang fleksibel dan fleksibel diperlukan.
4. Mengatasi Tantangan Pemasaran
Memastikan bahwa pesan merek tetap sama di seluruh sub-merek, mengalokasikan sumber daya pemasaran dengan tepat, dan mengukur ROI dari kampanye pemasaran adalah semua masalah yang dapat dihadapi oleh merek induk ketika berurusan dengan masalah pemasaran yang terkait dengan merek induk branding.
5. Menghindari Kanibalisasi Merek
Merek induk harus berhati-hati untuk mencegah kanibalisasi merek, yaitu ketika satu submerek bersaing dengan submerek lain dalam portofolio bisnis. Ini dapat terjadi jika submerek menargetkan konsumen yang sama atau menawarkan barang atau jasa yang sebanding.
Meskipun umbrella branding menghadirkan beberapa masalah, masalah ini dapat diatasi dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan yang cermat. Dengan menerapkan strategi umbrella branding secara efektif, perusahaan dapat mencapai kesuksesan dalam jangka panjang dan memanfaatkan berbagai manfaatnya.
Contoh umbrella branding
Ada banyak contoh di industri bisnis yang telah membangun kerajaan bisnis yang kuat dengan menggunakan branding bawah tanah. Berikut adalah beberapa contoh yang dikenal:
- Virgin Group: Virgin Group, yang didirikan oleh Richard Branson, adalah konglomerat global yang menaungi berbagai sub-merek terkenal seperti Virgin Atlantic, Virgin Media, Virgin Mobile, dan Virgin Galactic. Kekuatan merek Virgin yang kuat telah membantu sub-merek ini mendapatkan kepercayaan dan kredibilitas di berbagai industri.
- Tata Group: Tata Group, raksasa industri India, memiliki portofolio yang luas yang mencakup berbagai sub-merek seperti Tata Steel, Tata Motors, Tata Consultancy Services, dan Tata Power. Sub-merek ini berhasil di pasar domestik dan internasional berkat reputasi merek Tata yang terkenal dengan keandalan dan inovasi.
- Procter & Gamble (P&G): Untuk memasarkan berbagai macam produk seperti Pampers, Tide, Gillette, dan Oral-B, P&G, salah satu perusahaan barang konsumen terbesar di dunia, menggunakan umbrella branding. Kepercayaan merek P&G yang kuat telah membantu sub-merek ini menjadi pemimpin pasar di masing-masing industri.
- Unilever: Unilever, perusahaan raksasa barang konsumen lainnya, juga menggunakan umbrella branding untuk memasarkan berbagai produk seperti Dove, Rexona, Lux, dan Lipton. Kualitas dan inovasi merek Unilever telah membantu sub-merek ini menjangkau pelanggan di seluruh dunia.
- L’Oréal: Untuk memasarkan berbagai merek kosmetik, seperti Lancôme, Maybelline, Garnier, dan L’Oréal Paris, L’Oréal, perusahaan kosmetik global terkenal, menggunakan umbrella branding. Merek L’Oréal yang prestisius dan inovatif telah membantu sub-merek ini menjadi pemimpin pasar di industri kosmetik.
Perusahaan dari berbagai industri dapat mencapai kesuksesan dan membangun kerajaan bisnis yang kokoh dengan menerapkan strategi umbrella branding secara efektif, seperti yang ditunjukkan oleh contoh ini. Strategi umbrella branding dapat membangun merek yang kuat dan koheren, meningkatkan efisiensi marketing, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan nilai merek.
Umbrella Branding
Untuk membuat kerajaan bisnis yang kokoh, gunakan strategi branding mantel yang efektif. Dengan mengikuti tren terbaru, mengikuti saran yang tepat, dan menggunakan teknologi digital, Anda dapat mencapai kesuksesan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, bisnis dapat mencapai tujuan mereka untuk membangun merek yang kuat dan koheren, meningkatkan efisiensi marketing, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan nilai merek mereka.
Perusahaan dari berbagai industri yang ingin membangun kerajaan bisnis yang kuat dan berkelanjutan dapat menggunakan strategi umbrella branding untuk memperkuat posisi mereka di pasar dan membangun fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan jangka panjang.
References:
Al-Raggad, M., Hashem, T., & Al-Raqqad, R. (2023). A comparative study of umbrella branding approach versus house of brands approach and their influence on market share. International Journal of Data and Network Science, 7(1), 15-24. https://doi.org/10.5267/j.ijdns.2022.12.011
Amaldoss, W. and Jain, S. (2015). Branding conspicuous goods: an analysis of the effects of social influence and competition. Management Science, 61(9), 2064-2079. https://doi.org/10.1287/mnsc.2014.2078
Erdem, T. and Chang, S. (2011). A cross-category and cross-country analysis of umbrella branding for national and store brands. Journal of the Academy of Marketing Science, 40(1), 86-101. https://doi.org/10.1007/s11747-011-0288-8
Erdem, T. and Sun, B. (2002). An empirical investigation of the spillover effects of advertising and sales promotions in umbrella branding. Journal of Marketing Research, 39(4), 408-420. https://doi.org/10.1509/jmkr.39.4.408.19120
Hsu, L., Fournier, S., & Srinivasan, S. (2015). Brand architecture strategy and firm value: how leveraging, separating, and distancing the corporate brand affects risk and returns. Journal of the Academy of Marketing Science, 44(2), 261-280. https://doi.org/10.1007/s11747-014-0422-5
Suppliet, M. (2020). Umbrella branding in pharmaceutical markets. Journal of Health Economics, 73, 102324. https://doi.org/10.1016/j.jhealeco.2020.102324
Pict Illustration : Pexels – Tamas Marton
Pingback: VUCA, Menavigasi Dunia yang Penuh Ketidakpastian - IGAS