Setelah melihat produk baru di media sosial, pernahkah Anda tergoda untuk membelinya? Atau, Anda sering terdorong untuk mengikuti tren kuliner terbaru yang tersebar luas di Tiktok? Jika Anda menjawab ya, berarti Anda tidak sendirian. Media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan kontemporer dan memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku konsumsi orang-orang.
Sebagian orang mungkin termotivasi untuk mencoba hal-hal baru karena apa yang mereka lihat di media sosial, tetapi tekanan dari tampilan yang “sempurna” di internet menyebabkan banyak orang makan terlalu banyak dan tidak sehat. Dalam beberapa tahun terakhir, pengaruh media sosial terhadap konsumsi masyarakat telah menjadi subjek diskusi yang hangat karena banyak orang yang khawatir tentang efek negatifnya terhadap keuangan, kesehatan, dan lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menggunakan media sosial dengan hati-hati agar kita tidak terjebak dalam konsumsi makanan yang tidak sehat.
Apa itu Media Sosial?
Media sosial adalah platform online yang memungkinkan orang terhubung, berbagi informasi, dan berinteraksi satu sama lain. Ini dapat berupa situs web, aplikasi telepon, atau forum online. Facebook, Instagram, Twitter, Tiktok, dan YouTube adalah beberapa contoh platform media sosial yang populer. Dengan penggunaan media sosial yang semakin meningkat, penting bagi kita untuk tetap waspada terhadap konten yang kita konsumsi dan bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari kita. Kita harus belajar untuk menggunakan media sosial sebagai alat untuk belajar, berbagi informasi, dan menjalin hubungan dengan orang lain. Dengan kesadaran yang lebih besar tentang dampak media sosial, kita dapat membangun lebih banyak hubungan yang bermanfaat.
Media sosial telah menjadi komponen penting dari masyarakat modern dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk perilaku konsumen. Studi telah menunjukkan bahwa media sosial sangat memengaruhi perilaku dan keputusan konsumen (Geurin, 2023). Kebutuhan dan preferensi pelanggan dapat dipengaruhi oleh keterlibatan dengan berbagai platform media sosial dan konten iklan mereka, yang pada gilirannya memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan produk atau layanan (Voorveld et al., 2018). Selain itu, telah ditemukan bahwa media sosial dikaitkan dengan perilaku berbahaya yang dilakukan oleh remaja; oleh karena itu, sangat penting untuk memahami dampak media sosial terhadap demografi remaja (Vannucci et al., 2020).
Dampak media sosial terhadap perilaku konsumen
Selain itu, pengaruh media sosial pada perilaku remaja adalah salah satu dari banyak masalah sosial lainnya. Dalam pemasaran, pesan persuasif dan kohesi popularitas di media sosial meningkatkan difusi pesan. Ini adalah contoh bagaimana media sosial dapat memengaruhi pilihan dan tren konsumen (Chang et al., 2015). Selain itu, pandemi COVID-19 telah mengubah pola konsumsi masyarakat, memaksa pengeluaran rumah tangga dan kebiasaan konsumsi mereka untuk diubah (Sudana, 2023).
Media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan modern dan tidak dapat disangkal bahwa mereka memiliki dampak besar terhadap perilaku konsumen. Di satu sisi, media sosial menawarkan banyak keuntungan bagi konsumen, seperti:
- Kemudahan mencari informasi: Melalui media sosial, pelanggan dapat dengan mudah mencari informasi tentang produk, membaca ulasan, dan membandingkan harga.
- Membangun komunitas: Media sosial memungkinkan pelanggan untuk berinteraksi dengan orang lain yang memiliki minat yang sama, membentuk komunitas, dan mendapatkan rekomendasi untuk barang yang mereka beli.
- Meningkatkan transparansi: Untuk meningkatkan transparansi dan kepercayaan terhadap merek, pelanggan dapat melihat ulasan dan komentar tambahan tentang barang dan jasa sebelum membelinya.
Namun, media sosial juga memiliki dampak negatif terhadap perilaku konsumen, seperti:
- Memicu pembelian impulsif: Dipenuhi dengan iklan dan promosi yang menarik di media sosial, mereka dapat mendorong pelanggan untuk membeli barang secara impulsif tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan anggaran mereka.
- Menciptakan tren yang tidak realistis: Gambar dan video tentang gaya hidup dan penampilan yang tidak realistis sering diposting di media sosial, yang dapat membuat pengguna merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri dan mendorong mereka untuk membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan.
- Memicu cyberbullying dan body shaming: Media sosial dapat memiliki efek negatif pada kesehatan mental dan harga diri konsumen karena dapat menjadi tempat cyberbullying dan body shaming.
Konsumen harus menyadari dampak positif dan negatif media sosial terhadap perilaku mereka dan menggunakannya dengan bijak. Mereka harus selalu berhati-hati terhadap informasi yang mereka lihat di media sosial, mempertimbangkan kebutuhan dan anggaran mereka sebelum membeli barang, dan menjaga kesehatan mental mereka dengan menghindari cyberbullying dan body shaming.
Pengaruh media sosial terhadap konsumsi masyarakat
Cara orang menggunakan barang dan jasa telah diubah oleh media sosial. Di satu sisi, media sosial telah menjadi alat yang efektif untuk membentuk tren dan menyebarkan informasi tentang produk baru. Di sisi lain, merek dapat menggunakan media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih besar, meningkatkan kesadaran merek, dan meningkatkan penjualan. Melalui media sosial, pelanggan dapat dengan mudah menemukan informasi tentang produk, membaca ulasan, dan membandingkan harga.
Media sosial, di sisi lain, dapat menyebabkan pembelian yang tidak perlu dan konsumsi impulsif. Iklan yang menarik, promosi yang gencar, dan tren media sosial yang viral dapat mendorong pelanggan untuk membeli barang tanpa mempertimbangkan anggaran dan kebutuhan mereka. Akibatnya, ini dapat menyebabkan masalah keuangan dan gaya hidup konsumtif yang tidak sehat.
Untuk menghindari tergoda oleh tren dan promosi yang tersebar luas di media sosial, pelanggan harus menggunakan media sosial dengan hati-hati dan berhati-hati terhadap informasi yang mereka lihat. Media sosial dapat bermanfaat bagi konsumen, tetapi gunakanlah dengan hati-hati untuk menghindari efek negatifnya terhadap kebiasaan makan.
Bagaimana media sosial memengaruhi kebiasaan berbelanja
Karena keterlibatan konsumen dengan konten media sosial dapat memengaruhi interaksi dan perilaku mereka dengan merek, sangat penting untuk memahaminya (Cao et al., 2021). Media sosial tidak hanya memengaruhi perilaku konsumen individu, tetapi juga memengaruhi perubahan sosial masyarakat yang lebih luas, seperti yang terlihat dalam pertumbuhan sektor pariwisata dan agrowisata (Maulana, 2024). Selain itu, generasi muda yang sangat terlibat dengan media sosial dapat secara signifikan memengaruhi keputusan mereka tentang apa yang mereka beli dan konsumsi (Asrun, 2024).
Berikut ini adalah beberapa contoh bagaimana media sosial memengaruhi kebiasaan berbelanja: Mereka telah mengubah cara kita berbelanja karena membuatnya lebih mudah untuk mendapatkan informasi dan memengaruhi perilaku konsumen.
1. Kemudahan Akses Informasi:
- Mencari informasi produk: Konsumen dapat dengan mudah mencari informasi tentang produk, membaca ulasan, dan membandingkan harga melalui media sosial. Hal ini membantu mereka membuat keputusan pembelian yang lebih cerdas.
- Menemukan toko online: Banyak toko online menggunakan media sosial sebagai platform untuk memasarkan produk mereka. Dengan menggunakan media sosial, pelanggan dapat dengan mudah menemukan toko online baru dan menarik pelanggan.
- Menemukan promo dan penawaran: Banyak toko online menawarkan penawaran dan promosi melalui media sosial, yang memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan harga yang lebih rendah.
2. Pengaruh Terhadap Perilaku Konsumen:
- Membentuk tren: Media sosial sering kali menjadi tempat munculnya tren baru, termasuk mode, kecantikan, dan gaya hidup. Pengaruh tren ini dapat membuat pelanggan ingin membeli barang yang sesuai dengan tren, meskipun sebenarnya tidak selalu diperlukan.
- Memicu pembelian impulsif: Promosi dan iklan yang menarik di media sosial dapat mendorong pembeli untuk membeli barang tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan anggaran mereka.
- Meningkatkan brand awareness: Merek dapat menggunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran publik dan menjangkau audiens yang lebih besar, mendorong pelanggan untuk membeli barang merek tersebut.
Konsumen harus berhati-hati saat menggunakan media sosial dan tidak mudah tergoda oleh tren dan promosi yang viral. Mereka harus selalu mempertimbangkan kebutuhan dan anggaran mereka sebelum memutuskan untuk membeli barang-barang tertentu. Mereka juga harus menghindari pengaruh media sosial pada keputusan mereka untuk membeli sesuatu.
Dampak positif dan negatif media sosial terhadap konsumsi
Pengaruh media sosial terhadap aktivitas konsumsi rumah tangga telah menjadi subjek penelitian, menekankan peran platform media sosial dan konteksnya dalam membentuk perilaku konsumen (Herispon, 2022). Peran aktif media sosial dalam menyebarkan informasi dan mempengaruhi norma-norma sosial terbukti dalam berbagai penelitian yang berfokus pada berbagai aspek konsumsi dan perilaku (Natalia, 2020). Selain itu, dampak positif media sosial dalam mempromosikan perilaku tertentu, seperti kesadaran akan produk halal, menunjukkan potensinya untuk mendorong perubahan sosial (Fandhy, 2023).
Media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan modern dan tidak dapat disangkal bahwa mereka memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku konsumen. Dampak ini dapat bersifat positif atau negatif.
Dampak Positif:
- Meningkatkan informasi dan transparansi: Melalui media sosial, konsumen dapat dengan mudah mencari informasi tentang produk, membaca ulasan, dan membandingkan harga; ini meningkatkan transparansi dan kepercayaan terhadap merek, dan membantu mereka membuat keputusan pembelian yang lebih cerdas.
- Mempermudah riset produk: Konsumen dapat bergabung dengan komunitas online yang terdiri dari orang-orang yang memiliki minat yang sama dalam produk tertentu dan mencari saran tentang apa yang harus mereka beli.
- Membangun komunitas dan interaksi: Media sosial memungkinkan pelanggan untuk lebih dekat dengan penjual dan merek, membangun hubungan, dan mendapatkan layanan pelanggan yang lebih personal.
Dampak Negatif:
- Memicu pembelian impulsif: Iklan yang menarik, promosi gencar, dan tren viral di media sosial dapat mendorong pelanggan untuk secara impulsif membeli barang-barang tertentu tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan anggaran mereka.
- Membentuk tren yang tidak realistis: Gambar dan video tentang gaya hidup dan penampilan yang tidak realistis sering diposting di media sosial, yang dapat membuat pengguna merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri dan mendorong mereka untuk membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan.
- Menyebabkan cyberbullying dan body shaming: Media sosial dapat memiliki efek negatif pada kesehatan mental dan harga diri konsumen karena dapat menjadi tempat cyberbullying dan body shaming.
Konsumen harus menggunakan media sosial dengan bijak dan kritis terhadap informasi yang mereka lihat. Mereka harus selalu mempertimbangkan kebutuhan dan anggaran mereka sebelum membeli barang-barang tertentu, dan mereka juga harus menjaga kesehatan mental mereka dengan menghindari pelecehan dan body shaming online.
Tren terbaru media sosial dan konsumsi
Di era internet saat ini, media sosial terus berkembang dan menghasilkan tren baru yang memengaruhi cara orang mengonsumsi barang dan jasa. Berikut adalah beberapa tren terbaru dalam media sosial dan konsumsi yang perlu diperhatikan:
1. Meningkatnya Popularitas Social Commerce:
- Platform media sosial: Instagram, TikTok, dan Facebook menjadi platform yang semakin populer untuk belanja online. Di platform tersebut, pengguna dapat menemukan barang, membaca ulasan, dan melakukan pembelian secara langsung.
- Live streaming shopping: Bisnis semakin banyak menggunakan siaran langsung di media sosial untuk menjual barang dan jasa. Konsumen memiliki kemampuan untuk melihat produk secara real-time, berkomunikasi dengan penjual, dan mendapatkan penawaran yang menarik.
- Influencer marketing: Untuk mempromosikan barang-barang mereka kepada pengikutnya, merek bekerja sama dengan influencer media sosial. Untuk menjangkau audiens yang lebih besar dan meningkatkan kesadaran merek, influencer marketing menjadi strategi yang berhasil.
2. Tren Konsumsi yang Lebih Cerdas dan Bertanggung Jawab:
- Konsumen lebih kritis: Konsumen tidak mudah tergoda oleh tren dan promosi yang tersebar luas, dan mereka semakin kritis terhadap apa yang mereka lihat di media sosial.
- Meningkatnya kesadaran terhadap sustainability: Konsumen lebih suka barang yang ramah lingkungan dan dibuat secara berkelanjutan.
- Tren minimalism: Konsumen sekarang mengadopsi gaya hidup yang lebih sederhana dan memprioritaskan kualitas daripada kuantitas.
Dampak Tren Ini:
Tren-tren ini menunjukkan bahwa konsumsi dan media sosial terus berubah ke arah yang lebih positif. Konsumen menjadi lebih cerdas dan bertanggung jawab dalam memilih barang dan jasa yang mereka beli. Perusahaan yang ingin bertahan di era digital ini harus mengikuti tren ini dan menawarkan barang dan jasa yang baik, ramah lingkungan, dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Bisnis yang mengikuti tren minimalisme dan bertanggung jawab terhadap lingkungan akan memiliki keunggulan di pasar saat ini. Mereka harus memastikan bahwa produk mereka dibuat secara etis dan berkelanjutan, serta memberikan nilai tambah kepada konsumen. Selain itu, mereka harus menggunakan teknologi dan media sosial untuk meningkatkan kesadaran merek dan berinteraksi dengan pelanggan, sehingga mereka dapat memenangkan hati konsumen yang semakin cerdas dan peduli terhadap lingkungan.
Media Sosial Terhadap Konsumsi Masyarakat
Media sosial adalah alat yang kuat untuk meningkatkan kesadaran merek, meningkatkan penjualan, dan membangun hubungan dengan pelanggan. Namun, penting untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan bertanggung jawab. Di era media sosial, Anda dapat membangun kebiasaan konsumsi yang sehat dan bermanfaat dengan mengikuti nasihat dan rekomendasi di atas.
Penggunaan teknologi seperti big data dan AI juga dapat membantu bisnis menganalisis data konsumen dan membuat strategi pemasaran yang lebih baik. Bisnis dapat membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan dan memenangkan persaingan di pasar yang semakin kompetitif dengan memanfaatkan kedua elemen ini secara optimal. Oleh karena itu, integrasi teknologi dan media sosial dapat menjadi kunci untuk meningkatkan kesadaran merek dan interaksi konsumen.
References:
Asrun, N. (2024). Pengaruh gaya hidup dan media sosial terhadap perilaku konsumtif generasi z di kota medan dengan literasi keuangan sebagai media intervening. Jurnal Manajemen Bisnis Dan Keuangan, 5(1), 173-186. https://doi.org/10.51805/jmbk.v5i1.205
Cao, D., Meadows, M., Wong, D., & Xia, S. (2021). Understanding consumers’ social media engagement behaviour: an examination of the moderation effect of social media context. Journal of Business Research, 122, 835-846. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2020.06.025
Chang, Y., Yu, H., & Lu, H. (2015). Persuasive messages, popularity cohesion, and message diffusion in social media marketing. Journal of Business Research, 68(4), 777-782. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2014.11.027
Fandhy, A. (2023). The upaya kementerian agama kota medan dalam menyuluh masyarakat muslim terhadap urgensi konsumsi produk halal. Kuriositas Media Komunikasi Sosial Dan Keagamaan, 16(1), 32-44. https://doi.org/10.35905/kur.v16i1.5880
Geurin, A. (2023). Social media and consumer behavior. International Journal of Sport Communication, 16(3), 296-305. https://doi.org/10.1123/ijsc.2023-0110
Herispon, H. (2022). Pengaruh keterlibatan media sosial, platform media sosial terhadap kegiatan konsumsi rumah tangga di indonesia. Jurnal Il miah Ekonomi Dan Bisnis, 19(2), 180-190. https://doi.org/10.31849/jieb.v19i2.9400
Maulana, H. (2024). The impact of tourism on community social change in tanjung sakti agrotourism, lahat district. Spektrum Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (Pls), 12(1), 37. https://doi.org/10.24036/spektrumpls.v12i1.127372
Natalia, E. (2020). Membangun kesadaran diri generasi muda akan budaya positif melalui penggunaan media sosial. Journal of Servite, 2(2), 20. https://doi.org/10.37535/102002220203
Sudana, R. (2023). Dampak pandemi covid-19 terhadap perubahan pola konsumsi masyarakat kota bandung tahun 2019. Jurnal Riset Ilmu Ekonomi Dan Bisnis, 1-10. https://doi.org/10.29313/jrieb.v3i1.1794
Vannucci, A., Simpson, E., Gagnon, S., & Ohannessian, C. (2020). Social media use and risky behaviors in adolescents: a meta‐analysis. Journal of Adolescence, 79(1), 258-274. https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2020.01.014
Voorveld, H., Noort, G., Muntinga, D., & Bronner, F. (2018). Engagement with social media and social media advertising: the differentiating role of platform type. Journal of Advertising, 47(1), 38-54. https://doi.org/10.1080/00913367.2017.1405754
Pict Illustration : Pexels – OVAN. https://www.pexels.com/id-id/foto/komputer-laptop-hitam-putih-62689/
Pingback: Dampak Video Pendek & Trik Jitu Mengatasinya - IGAS
Pingback: Popcorn Brain: Otak “Meledak” Akibat Digital? - IGAS
Pingback: Transformasi Tubuhmu Setelah Berhenti Minum Manis - IGAS