Hai! Pernahkah Anda merasa terganggu oleh banyaknya iklan dan merek yang muncul di sekitar Anda? Sepertinya otak kita dipaksa untuk mengingat berbagai jingle, logo, dan slogan sepanjang hari. Apakah Anda tahu bahwa otak manusia memiliki batas dalam mengingat merek?
Sebuah studi yang dilakukan oleh George Miller, seorang psikolog terkenal, menyatakan bahwa orang biasa hanya dapat mengingat tujuh item dalam memori singkat. Ini disebut sebagai “batas magis 7”, dan dalam konteks merek, ini berarti bahwa tujuh merek adalah jumlah tertinggi yang dapat diingat seseorang dengan cepat.
Apakah ini berarti bahwa brand-brand di luar 7 teratas tidak akan pernah diingat?
Itu tidak mungkin, Keterkaitan merek dengan kebutuhan dan minat orang, kualitas dan konsistensi pesan merek, dan frekuensi exposure adalah beberapa faktor yang memengaruhi kemampuan orang untuk mengingat merek.
Menyelami Dunia Ingatan Brand
Kemampuan seseorang untuk mengenali, mengingat, dan mengasosiasikan merek dengan barang atau jasa yang ditawarkannya dikenal sebagai ingatan merek. Kemampuan ini sangat penting bagi merek untuk meningkatkan loyalitas konsumen dan meningkatkan penjualan. Pada tahun 1911, Walter Dill Scott memperkenalkan konsep ingatan merek. Menurut Scott, iklan yang efektif harus dapat menarik perhatian, menarik perhatian, dan mendorong tindakan.
Berbagai faktor yang berkaitan dengan ingatan merek dan proses memori dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengingat kumpulan tujuh merek atau barang. Menurut Keller (1993), penelitian menunjukkan bahwa ukuran penarikan merek dapat menggunakan isyarat yang berbeda, seperti label kategori produk, untuk membantu orang mengingat merek.
Selain itu, studi telah menyelidiki dampak pengalaman merek terhadap ekuitas merek, yang menunjukkan bahwa pengalaman merek yang baik dapat meningkatkan ingatan dan pengakuan merek (Amin & Nika, 2019). Selain itu, penelitian telah menyelidiki pembentukan ingatan palsu untuk nama merek, yang menunjukkan bagaimana daftar kata asosiatif dapat mempengaruhi ingatan merek (Sherman & Moran, 2011).
Makna: Ingatannya yang kuat dapat membantu perusahaan dengan banyak hal, seperti:
- Meningkatkan kesadaran brand: Semakin banyak orang yang mengenal merek, semakin besar kemungkinan mereka untuk mempertimbangkan barang atau jasa yang ditawarkan oleh merek tersebut.
- Membangun loyalitas pelanggan: Orang-orang yang memiliki ingatan yang kuat tentang merek tersebut lebih cenderung untuk membeli produk dari merek tersebut berulang kali.
- Meningkatkan nilai brand: Brand yang memiliki ingatan yang kuat mungkin lebih dihargai daripada merek yang tidak dikenal.
Brand Awareness
Selain itu, penelitian telah dilakukan tentang pengaruh pengetahuan merek dan hubungan pada perilaku pembelian konsumen dan ingatan merek mereka, yang menunjukkan bahwa ikatan merek yang kuat dapat menyebabkan ingatan merek yang lebih baik dan perilaku pembelian yang lebih lanjut (Esch et al., 2006). Pengaruh keterlibatan produk dan keunggulan merek pada ingatan merek juga telah diselidiki, menunjukkan bahwa penempatan merek yang menonjol dapat meningkatkan ingatan merek konsumen, terutama untuk produk yang memiliki keterlibatan rendah Selain itu, penelitian tentang recall merek palsu dalam advergames telah menunjukkan bahwa memori merek berbeda di berbagai negara, yang menunjukkan dampak budaya pada recall merek (Hernandez &; Minor, 2015).
Seberapa baik konsumen mengenal dan mengingat suatu merek disebut kesadaran merek, yang merupakan langkah awal yang penting dalam membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dan mencapai kesuksesan bisnis. Penelitian telah menunjukkan bahwa kesadaran merek dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan memengaruhi keputusan pembelian mereka.
Dengan kata lain, kemungkinan pelanggan akan memilih merek tertentu daripada merek pesaing lebih besar jika merek tersebut lebih dikenal. Oleh karena itu, penting bagi bisnis untuk terus meningkatkan kesadaran merek melalui strategi pemasaran yang efektif dan konsisten. Ini dapat dicapai melalui kampanye iklan inovatif, penempatan produk yang tepat, dan hubungan yang positif dengan pelanggan melalui media sosial dan strategi promosi lainnya.
Loyalitas Pelanggan
Loyalitas pelanggan adalah komitmen konsumen untuk terus membeli barang atau jasa dari suatu merek, merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain, dan tetap setia pada merek tersebut meskipun ada pesaing yang menawarkan barang atau jasa yang serupa. Dengan meningkatnya tingkat loyalitas pelanggan, bisnis dapat membangun hubungan jangka panjang yang kuat dengan konsumen mereka.
Hal ini dapat membantu perusahaan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan menghasilkan keuntungan yang stabil. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk tidak hanya berkonsentrasi pada menarik pelanggan baru, tetapi juga memperhatikan bagaimana mereka dapat mempertahankan loyalitas pelanggan yang sudah ada. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan dan meningkatkan kesadaran merek, strategi pemasaran yang efektif dan konsisten akan sangat penting.
Untuk menerapkan strategi pemasaran yang efektif, perusahaan harus memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan mereka. Dengan memahami apa yang membuat pelanggan puas dan terus kembali, bisnis dapat membuat program loyalitas dan promosi yang sesuai. Komunikasi yang terbuka dan transparan juga penting dalam membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan. Dengan demikian, perusahaan dapat mengoptimalkan potensi loyalitas pelanggan untuk mencapai kesuksesan jaringan.
Nilai Brand
Nilai merek, juga dikenal sebagai nilai merek, mencakup nilai fisik suatu merek, seperti logo, nama, dan slogan, serta nilai tak fisik, seperti reputasi, loyalitas pelanggan, dan citra merek. Semakin tinggi nilai merek suatu perusahaan, semakin besar kemungkinan pelanggan akan setia pada merek tersebut.
Loyalitas pelanggan yang kuat dapat membantu meningkatkan penjualan dan memperkuat posisi pasar perusahaan di tengah persaingan yang ketat. Oleh karena itu, penting bagi bisnis untuk terus meningkatkan nilai merek mereka melalui strategi pemasaran yang efektif dan konsisten.
Tren dan Perkembangan Terbaru dalam Ingatan Brand
Sebuah penelitian telah dilakukan mengenai pemulihan penempatan merek dan efektivitas branding umbrella, menunjukkan betapa pentingnya ingatan merek bagi konsumen untuk membuat keputusan (Davtyan & Tashchian, 2022). Iklan kreatif dan dampak penurunan nilai pada ingatan merek juga telah diperiksa. Penelitian ini menekankan peran kreatif iklan dalam ingatan merek (Jin et al., 2019). Selain itu, penelitian telah dilakukan tentang dampak priming leksikal pada asosiasi nama merek dan ingatan merek. Ini menunjukkan potensi pengaruh jaringan semantik terhadap ingatan merek (Coane et al., 2015).
Studi ini memberikan pemahaman yang bermanfaat tentang bagaimana elemen tertentu dapat memengaruhi ingatan merek konsumen dan bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi keputusan mereka. Selain itu, pemahaman tentang hubungan antara ingatan merek dan kreativitas iklan telah berkembang, yang menunjukkan betapa pentingnya strategi pemasaran yang kreatif dan menarik. Jadi, memahami proses ingatan merek dapat membantu bisnis membangun strategi branding yang lebih baik dan meningkatkan daya saing mereka di pasar.
Dengan munculnya teknologi baru dan perubahan perilaku konsumen, dunia ingatan merek terus berubah. Beberapa tren yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
- Penggunaan media sosial: Media sosial adalah tempat yang sempurna bagi merek untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dan meningkatkan ingatan merek.
- Personalisasi: Konsumen semakin mengharapkan merek untuk menawarkan pengalaman yang dipersonalisasi, dan merek yang berhasil melakukannya akan lebih mudah diingat.
- Pengalaman multi-saluran: Konsumen berinteraksi dengan merek melalui berbagai saluran, seperti toko fisik, situs web, dan media sosial. Brand yang memiliki pengalaman pelanggan yang konsisten di setiap saluran akan lebih mudah diingat.
Personalisasi
Personalisasi merek, juga dikenal sebagai brand personalization, adalah strategi marketing yang berfokus pada membangun hubungan yang personal dan relevan dengan setiap pelanggan, terutama di era digital ini, di mana pelanggan memiliki banyak pilihan dan harapan yang tinggi. Ini menjadi semakin penting untuk membedakan diri dari pesaing.
Konsumen ingin merasa dihargai dan diperhatikan sebagai orang, bukan hanya sebagai angka penjualan. Oleh karena itu, merek yang mampu menyesuaikan pengalaman pelanggan mereka akan lebih berhasil dalam memenangkan hati pelanggan dan menciptakan loyalitas jangka panjang. Untuk tetap relevan dan bersaing di pasar yang semakin kompetitif, merek harus terus berinovasi dalam personalisasi karena teknologi yang terus berkembang.
Bisnis yang mampu memahami kebutuhan dan preferensi unik pelanggannya akan memiliki keunggulan dalam menarik perhatian dan membangun hubungan yang lebih kuat. Dengan memanfaatkan data dan teknologi saat ini, perusahaan dapat menawarkan pengalaman yang berbeda dan membuat pelanggan merasa dihargai. Akibatnya, pelanggan akan menjadi loyal dan memberi rekomendasi positif kepada orang lain, memungkinkan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang di pasar yang semakin bersaing.
Pengalaman Multi-Saluran
Pengalaman multi-saluran merek, juga dikenal sebagai pengalaman multi-saluran merek, adalah strategi marketing yang berfokus pada memberikan pelanggan pengalaman yang konsisten dan terpadu di berbagai saluran, seperti toko online, aplikasi, media sosial, email, dan toko fisik. Ini sangat penting untuk memastikan bahwa pelanggan puas dan menumbuhkan loyalitas di era digital ini, di mana pelanggan berinteraksi dengan merek melalui berbagai saluran.
Brand dapat terus berkembang dan berhasil bersaing di pasar yang semakin sibuk dan kompetitif dengan menyediakan pengalaman multi-saluran yang konsisten dan terpadu di berbagai platform. Selain itu, pengalaman multi-saluran memungkinkan merek untuk mengumpulkan data dan pengetahuan yang berharga untuk meningkatkan strategi pemasaran dan penjualan di masa depan.
Adanya pengalaman multi-saluran memungkinkan merek untuk lebih mudah berinteraksi dengan pelanggannya di berbagai platform, mulai dari toko fisik hingga media sosial, dan membantu mereka memahami preferensi dan kebutuhan pelanggan secara lebih mendalam, memungkinkan merek untuk menyesuaikan strategi pemasaran dan penjualan mereka secara lebih efisien dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
Kemampuan Mengingat 7 Brand
Kemampuan manusia untuk mengingat merek memiliki batas, tetapi ini tidak berarti bahwa merek yang tidak berada di antara tujuh teratas tidak akan sukses. Semua merek dapat mencapai tujuan bisnisnya dan menciptakan ingatan yang kuat dengan menggunakan strategi yang tepat. Bisnis yang dapat memahami preferensi dan kebutuhan pelanggan dengan lebih baik akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan.
Meskipun orang memiliki batas dalam mengingat merek, merek yang dapat membangun ingatan yang kuat melalui strategi pemasaran dan penjualan yang efektif tetap memiliki peluang untuk sukses dalam mencapai tujuan bisnisnya karena mereka dapat terus berinovasi dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan, meningkatkan loyalitas pelanggan.
Faktor-faktor seperti pengalaman dengan merek, pengulangan, inovasi dalam periklanan, asosiasi semantik, dan perbedaan budaya memengaruhi kemampuan untuk mengingat set tujuh merek atau barang. Pemasar dan pengiklan dapat membantu meningkatkan ingatan dan pengakuan pelanggan terhadap merek dengan memahami elemen-elemen ini.
References:
Amin, F. and Nika, F. (2019). Impact of brand experience on brand equity of online shopping portals: a study of select e-commerce sites in the state of jammu and kashmir. Global Business Review, 23(1), 156-175. https://doi.org/10.1177/0972150919836041
Coane, J., Monahan, K., & Termonen, M. (2015). Hunts, heinz, and fries priming ‘ketchup’: the effects of lexicality on brand name–product associations and brand memory. Applied Cognitive Psychology, 29(3), 455-470. https://doi.org/10.1002/acp.3124
Davtyan, D. and Tashchian, A. (2022). Exploring the impact of brand placement repetition on the effectiveness of umbrella branding. Journal of Product & Brand Management, 31(7), 1077-1090. https://doi.org/10.1108/jpbm-02-2021-3381
Esch, F., Langner, T., Schmitt, B., & Geus, P. (2006). Are brands forever? how brand knowledge and relationships affect current and future purchases. Journal of Product & Brand Management, 15(2), 98-105. https://doi.org/10.1108/10610420610658938
Hernandez, M. and Minor, M. (2015). False recall of brands in advergames: a cross-country comparison. Journal of Research in Interactive Marketing, 9(1), 54-69. https://doi.org/10.1108/jrim-11-2013-0075
Jin, H., Kerr, G., & Suh, J. (2019). Impairment effects of creative ads on brand recall for other ads. European Journal of Marketing, 53(7), 1466-1483. https://doi.org/10.1108/ejm-10-2017-0674
Keller, K. (1993). Conceptualizing, measuring, and managing customer-based brand equity. Journal of Marketing, 57(1), 1. https://doi.org/10.2307/1252054
Sherman, S. and Moran, E. (2011). Creating false memories for brand names. Applied Cognitive Psychology, 25(2), 336-340. https://doi.org/10.1002/acp.1714
Vashist, D. (2018). Effect of product involvement and brand prominence on advergamers’ brand recall and brand attitude in an emerging market context. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, 30(1), 43-61. https://doi.org/10.1108/apjml-01-2016-0014
Pict Illustration : Pexels – Brett Sayles