Di era digital yang semakin kompetitif, Inggris menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja sangat terampil. Menurut studi Cappelli (2015), kekurangan keterampilan di sektor-sektor seperti teknologi dan perbankan dapat menghambat transformasi digital dan mengurangi daya saing ekonomi Inggris.
Menghadapi tantangan kekurangan tenaga kerja terampil, pemerintah Inggris telah mengambil langkah strategis dengan meningkatkan investasi dalam pendidikan dan pelatihan. Program-program yang dirancang khusus bertujuan untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dengan industri saat ini. Kerjasama antara pemerintah, perusahaan, dan lembaga pendidikan semakin erat. Melalui program magang dan pelatihan yang komprehensif, diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang siap diterapkan di dunia kerja. Upaya ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Inggris.
Laporan Hays menempatkan Inggris dalam posisi yang kurang menguntungkan dalam perebutan talenta global. Berbeda dengan Amerika Serikat, Cina, India, Jerman, dan Brasil yang memiliki jaringan bakat yang kuat, Inggris justru masuk dalam lima besar negara dengan kekurangan bakat paling akut. Kondisi ini mengindikasikan adanya tantangan serius dalam mengisi posisi-posisi yang kritis bagi pertumbuhan ekonomi.
Mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Inggris memerlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan industri. Melalui program pelatihan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, serta investasi berkelanjutan dalam pengembangan keterampilan, Inggris dapat mengatasi tantangan ini secara efektif. Solusi jangka panjang ini akan memastikan pasokan tenaga kerja terampil yang mencukupi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Dengan menganalisis data profil kandidat dan iklan pekerjaan dari 31 negara, Hays memberikan wawasan mendalam tentang pasar kerja global. Nigel Kirkham dari Hays menekankan bahwa data ini sangat penting untuk memastikan Inggris memiliki pasokan talenta yang cukup dengan keterampilan yang sesuai untuk tetap kompetitif di panggung dunia.
Dalam menghadapi transformasi digital yang cepat, sektor layanan keuangan, ilmu hayat, teknologi, dan manufaktur telah menunjukkan adaptasi yang luar biasa. Survei Hays mengungkapkan bahwa meskipun beragam, sektor-sektor ini memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan akan tenaga kerja dengan kemampuan digital yang kuat. Ini membuktikan bahwa persaingan global yang semakin ketat menuntut tenaga kerja Inggris untuk terus meningkatkan keterampilan digitalnya. Dengan demikian, investasi dalam sumber daya manusia dan pengembangan keterampilan menjadi kunci untuk mempertahankan posisi Inggris sebagai negara yang kompetitif di era digital.
Analisis menunjukkan bahwa Inggris tengah menghadapi kekurangan keterampilan yang mendesak. Jika tidak segera diatasi, hal ini dapat menghambat daya saing negara di kancah internasional. Beberapa negara telah menerapkan skema imigrasi terampil sebagai solusi untuk mengisi celah pasar tenaga kerja (Kahanec & Guzi, 2017). Meski demikian, ketergantungan jangka panjang pada tenaga kerja asing perlu dikaji lebih mendalam, mengingat potensi dampaknya terhadap dinamika sosial dan ekonomi (Chen et al., 2023).
Kekurangan tenaga kerja terampil dapat memicu ketegangan sosial dan ekonomi antara penduduk lokal dan imigran, menghambat integrasi budaya, serta memperlambat pertumbuhan ekonomi. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah perlu menerapkan strategi komprehensif yang meliputi peningkatan keterampilan penduduk lokal melalui pendidikan dan pelatihan vokasi yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini. Kemitraan erat dengan sektor swasta akan memastikan bahwa program-program tersebut menghasilkan lulusan yang siap kerja dan mampu bersaing di pasar global.
Nigel Kirkham, CEO Hays Solutions, menekankan pentingnya pasokan bakat yang stabil bagi daya saing Inggris di kancah global. ‘Untuk mempertahankan posisi Inggris sebagai pusat pertumbuhan dan inovasi, kita membutuhkan tenaga kerja terampil yang memadai,’ tegasnya. Hal ini sejalan dengan perhatian pemerintah yang terus berupaya menjaga daya saing negara.
Kanselir Rachel Reeves menegaskan bahwa memicu pertumbuhan ekonomi adalah prioritas utama pemerintah, dengan sektor jasa keuangan sebagai pilar utamanya. Ironisnya, data terbaru dari perusahaan perekrutan seperti Hays menunjukkan adanya tren penurunan perekrutan dalam beberapa tahun terakhir.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik yang meningkat, serta tekanan biaya hidup yang semakin besar, banyak pengusaha di Inggris memilih untuk menunda perekrutan karyawan baru. Meskipun sektor jasa keuangan tetap menjadi daya tarik utama bagi investor, penurunan perekrutan telah menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir. Untuk merangsang pertumbuhan lapangan kerja, penting bagi pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang lebih stabil dan mendukung sektor swasta. Dengan demikian, Inggris dapat mempertahankan daya tariknya sebagai tujuan investasi yang menjanjikan bagi perusahaan yang ingin berkembang dan berinovasi.
Pusat keuangan global seperti London juga menjadi faktor penting dalam menjaga daya saing Inggris di pasar internasional. dengan infrastruktur yang kuat dan regulasi yang terpercaya, banyak perusahaan besar maupun startup memilih untuk menjadikan Inggris sebagai basis operasi mereka. akses yang mudah ke pasar Eropa juga menjadi nilai tambah bagi para investor yang ingin memperluas jangkauan bisnis mereka. potensi yang masih besar dan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, Inggris tetap menjadi destinasi yang menarik bagi para pelaku bisnis global.
Mengatasi kekurangan keterampilan membutuhkan pendekatan multi-aspek yang melibatkan pelatihan, kolaborasi antar pemangku kepentingan, dan berpotensi mengevaluasi kembali kebijakan imigrasi. mengatasi tantangan ini secara efektif, industri dapat memastikan pasokan pekerja terampil yang stabil untuk mendorong inovasi, produktivitas, dan pertumbuhan ekonomi.
Kekurangan tenaga kerja terampil di Inggris merupakan tantangan kompleks yang membutuhkan solusi jangka panjang. pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah ini. dengan melakukan reformasi sistem pendidikan, meningkatkan fleksibilitas pasar tenaga kerja, dan berinvestasi dalam teknologi, Inggris dapat mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil dan memperkuat posisinya sebagai negara yang kompetitif di tingkat global.
References:
Cappelli, P. (2015). Skill gaps, skill shortages, and skill mismatches. Ilr Review, 68(2), 251-290. https://doi.org/10.1177/0019793914564961
Chen, W., Yang, Z., Yan, H., & Zhao, Y. (2023). Promoting construction labor professionalization: an evolutionary game perspective. Sustainability, 15(12), 9688. https://doi.org/10.3390/su15129688
Kahanec, M. and Guzi, M. (2017). How immigrants helped eu labor markets to adjust during the great recession. International Journal of Manpower, 38(7), 996-1015. https://doi.org/10.1108/ijm-08-2017-0205
Anna Wise. (2024) The standart. UK faces shortage of skilled workers for in-demand roles, report suggests. https://www.standard.co.uk/business/business-news/uk-faces-shortage-of-skilled-workers-for-indemand-roles-report-suggests-b1173895.html
Pict Illustration : Pexels – Canva Studio. https://www.pexels.com/photo/photo-of-woman-using-laptop-3194518/