Bayangkan Anda berada di media sosial dan menemukan foto influencer favorit Anda menggunakan produk kecantikan terbaru. Influencer tersebut memberikan penjelasan tentang bagaimana produk tersebut telah mengubah hidupnya dan alasan mengapa dia merekomendasikannya. Anda menjadi tertarik dan memutuskan untuk membeli barang tersebut.
Pernahkah Anda menghadapi situasi semacam itu? Jika Anda menjawab ya, Anda bukan satu-satunya orang. Influencer digital memiliki kemampuan yang luar biasa untuk mempengaruhi preferensi pelanggan dan keputusan pembelian mereka. Influencer telah menjadi komponen penting dari dunia marketing dan periklanan di era internet saat ini.
Siapa itu Influencer Digital?
Influencer digital adalah orang yang memiliki banyak pengikut di media sosial dan memiliki pengaruh terhadap orang-orang yang mereka ikuti. Dengan membagikan konten yang menarik dan informatif kepada pengikutnya, mereka dapat membangun reputasi dan kredibilitas mereka.
Mereka sering bekerja sama dengan merek dan bisnis untuk memasarkan barang dan jasa melalui platform media sosial mereka. Influencer digital memiliki jumlah pengikut yang besar, yang memungkinkan mereka untuk mencapai audiens yang luas dan memengaruhi keputusan pembelian orang-orang yang mengikuti mereka. Peran influencer digital dalam dunia pemasaran terus berkembang dan menjadi semakin penting seiring dengan kemajuan teknologi dan popularitas media sosial yang terus meningkat.
Jenis-jenis Influencer Digital:
- Micro-influencer: Memiliki pengikut antara 1.000 hingga 10.000 orang.
- Mid-tier influencer: Memiliki pengikut antara 10.000 hingga 100.000 orang.
- Macro-influencer: Memiliki pengikut antara 100.000 hingga 1 juta orang.
- Mega-influencer: Memiliki pengikut lebih dari 1 juta orang.
Bagaimana Influencer Mempengaruhi Preferensi Konsumen?
Salah satu topik yang sangat diminati dalam bidang perilaku konsumen adalah bagaimana influencer digital memengaruhi preferensi konsumen. Produsen konten dengan pengikut besar dan endorser pihak ketiga independen yang mengubah sikap audiens melalui berbagai platform media sosial adalah influencer digital yang sangat penting dalam mempengaruhi persepsi dan keputusan konsumen (Simanjuntak et al., 2023). Pelaku bisnis harus memilih influencer di sosial media sebagai cara untuk mengubah sikap pelanggan dan citra perusahaan mereka (Febriani, 2022). Influencer ini dapat memengaruhi niat beli dan nilai merek melalui hubungan parasosial dan kredibilitas mereka (Angelica et al., 2020). Selain itu, kehadiran publik figur seperti brand ambassador dapat sangat memengaruhi persepsi dan preferensi pelanggan terhadap merek atau produk tertentu (Priscilia, 2024).
Influencer dapat memengaruhi preferensi konsumen melalui berbagai cara, seperti:
- Membangun kepercayaan: Influencer yang memiliki kredibilitas dan asli memiliki kemampuan untuk membangun kepercayaan di kalangan pengikutnya. Influencer yang mereka ikuti cenderung memiliki kepercayaan pada saran mereka.
- Menciptakan hype: Influencer dapat menciptakan hype dan buzz tentang barang atau jasa baru, yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan FOMO (Fear of Missing Out) di antara pengikut.
- Menampilkan bukti sosial: Influencer dapat memberi tahu pengikutnya bahwa banyak orang yang menyukai dan menggunakan barang atau jasa tertentu, mendorong mereka untuk mengikuti tren dan membeli barang atau jasa tersebut.
Dampak influencer digital
Media sosial, sebagai platform utama bagi influencer online, sangat penting untuk menciptakan tren baru dan membentuk preferensi konsumen (Yerizal, 2023). Penggunaan platform media sosial yang luas dan intensitas interaksi yang tinggi sangat memengaruhi keputusan dan preferensi pengguna (Asrun, 2024). Selain itu, melalui pasar, pemasaran digital memengaruhi pilihan pelanggan dengan mengacu pada kepribadian, nilai-nilai, dan gaya hidup individu, yang merupakan dasar preferensi mereka (Jatmika, 2023).
Dampak Positif:
- Meningkatkan informasi dan transparansi: Melalui media sosial, konsumen dapat dengan mudah mencari informasi tentang produk, membaca ulasan, dan membandingkan harga; ini meningkatkan transparansi dan kepercayaan terhadap merek, dan membantu mereka membuat keputusan pembelian yang lebih cerdas.
- Membangun komunitas dan interaksi: Media sosial memungkinkan influencer digital menjadi jembatan antara merek dan pelanggan, membangun komunitas yang kuat dan setia, dan memungkinkan pelanggan untuk terhubung dengan penjual dan merek secara langsung.
- Membentuk tren dan gaya hidup: Influencer digital dapat mempromosikan barang, gaya hidup, dan tren tertentu kepada pengikutnya, yang dapat memengaruhi preferensi pelanggan dan mendorong mereka untuk membeli barang atau layanan yang disarankan.
Dampak Negatif:
- Memicu pembelian impulsif: Promosi dan iklan yang menarik di media sosial dapat mendorong pelanggan untuk membeli barang secara impulsif tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan anggaran mereka.
- Membentuk tren yang tidak realistis: Gambar dan video tentang gaya hidup dan penampilan yang tidak realistis sering diposting di media sosial, yang dapat membuat pengguna merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri dan mendorong mereka untuk membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan.
- Menyebabkan cyberbullying dan body shaming: Media sosial dapat memiliki efek negatif pada kesehatan mental dan harga diri konsumen karena dapat menjadi tempat cyberbullying dan body shaming.
Konsumen harus berhati-hati saat menggunakan media sosial dan berpikir kritis tentang apa yang mereka lihat. Konsumen harus selalu mempertimbangkan kebutuhan dan anggaran mereka sebelum membeli barang, dan mereka juga harus menjaga kesehatan mental mereka dengan menghindari cyberbullying dan body shaming. Untuk memasarkan barang dan jasa mereka secara etis, perusahaan harus bekerja sama dengan influencer digital yang kredibel dan bertanggung jawab untuk membangun hubungan yang positif dengan pelanggan.
Preferensi konsumen
Pengalaman pribadi, nilai-nilai, gaya hidup, pengaruh sosial, dan informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber adalah semua faktor yang membentuk preferensi konsumen, yang dapat didefinisikan sebagai kecenderungan atau preferensi seseorang untuk menyatakan suka atau tidak suka terhadap produk atau jasa yang dikonsumsi.
Untuk memahami preferensi pelanggan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Faktor yang Mempengaruhi Preferensi:
- Pengalaman pribadi: Konsumen dapat dipengaruhi oleh pengalaman masa depan mereka dengan barang atau jasa, apakah itu positif atau negatif.
- Nilai-nilai: Konsumen cenderung memilih barang atau jasa yang sesuai dengan prinsip-prinsip mereka, seperti prinsip sosial, budaya, atau lingkungan.
- Gaya hidup: Konsumen yang aktif mungkin lebih suka membeli barang-barang yang mendukung gaya hidup mereka, seperti pakaian olahraga atau makanan sehat.
- Pengaruh sosial: Pilihan pelanggan dapat dipengaruhi oleh rekomendasi dari teman, keluarga, atau orang-orang terkenal.
- Informasi: Konsumen yang lebih memahami produk atau jasa lebih cenderung memilih produk tersebut.
2. Dampak Preferensi Konsumen:
- Keputusan pembelian: Salah satu faktor utama yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah preferensi mereka.
- Perilaku konsumen: Konsumen yang sangat menyukai suatu barang atau jasa cenderung membelinya lagi dan menyarankan orang lain untuk membelinya.
- Keberhasilan bisnis: Memahami preferensi konsumen dapat membantu perusahaan membuat produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, meningkatkan peluang bisnis untuk sukses. Bisnis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan meningkatkan strategi pemasaran mereka dengan mengetahui preferensi pelanggan.
Influencer marketing
Dalam pemasaran, influencer marketing memanfaatkan pengaruh orang-orang yang memiliki banyak pengikut media sosial untuk mempromosikan produk atau jasa kepada target audience. Influencer ini dapat membangun hubungan yang kuat dengan pengikutnya dan mendapatkan kepercayaan, yang membuat mereka lebih cenderung untuk mendengarkan rekomendasi mereka dan membeli produk atau jasa yang mereka promosikan.
Dengan bantuan influencer marketing, perusahaan dapat mencapai audiens yang lebih besar dan menciptakan buzz yang positif tentang produk dan jasa mereka. Influencer marketing dapat menjadi salah satu strategi pemasaran yang sangat efektif untuk meningkatkan penjualan dan memperkuat hubungan pelanggan karena mereka dapat membantu meningkatkan kesadaran merek dan meningkatkan keterlibatan pelanggan.
Social commerce
Bisnis sosial menggabungkan platform media sosial dengan e-commerce, memungkinkan pelanggan menemukan, mempelajari, dan membeli barang secara langsung melalui media sosial. Platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok sekarang memiliki fitur e-commerce yang memungkinkan penjual menampilkan barang, menerima pesanan, dan memproses pembayaran.
Adanya e-commerce memungkinkan pelanggan menemukan barang yang mereka inginkan dengan menggunakan platform media sosial yang mereka gunakan setiap hari. Dengan fitur seperti tagging produk, review pengguna lain, dan kolaborasi dengan metode pembayaran online, berbelanja menjadi lebih mudah dan efisien. Selain itu, bisnis sosial memungkinkan merek untuk berinteraksi dengan pelanggan secara lebih langsung, yang meningkatkan hubungan dan loyalitas pelanggan. Dengan perkembangan teknologi dan tren belanja online yang semakin meningkat, diproyeksikan bahwa social commerce akan menjadi salah satu pendekatan pemasaran yang paling populer di masa depan.
Tren dan Perkembangan dalam Influencer Marketing
Meningkatnya Popularitas Social Commerce:
Instagram, TikTok, dan Facebook menjadi platform media sosial yang semakin populer untuk berbelanja online. Di platform tersebut, pengguna dapat menemukan barang, membaca ulasan, dan melakukan pembelian secara langsung. Merek sering bekerja sama dengan influencer untuk mempromosikan barang mereka di platform sosial commerce ini.
Live Streaming Shopping:
Bisnis semakin banyak menggunakan siaran langsung di media sosial untuk menjual barang dan jasa. Konsumen memiliki kemampuan untuk melihat produk secara real-time, berkomunikasi dengan penjual, dan mendapatkan penawaran yang menarik. Untuk menampilkan produk dan menjawab pertanyaan pengikut, influencer sering menggunakan live streaming.
Meningkatnya Regulasi:
Pemerintah negara-negara mulai menetapkan peraturan untuk influencer marketing. Ini dilakukan untuk melindungi pelanggan dari iklan yang menyesatkan dan konten yang tidak sesuai dengan etika. Sekarang, influencer harus mencantumkan #ad atau #sponsored pada postingan yang mempromosikan barang atau jasa.
Selain itu, lanskap digital telah mengubah strategi pemasaran; berbagai industri menggunakan sistem pemasaran digital untuk menjangkau dan melibatkan konsumen potensial (Hartanti & Oktiyani, 2020). Karena kemudahan akses ke platform digital dan berbagai saluran yang mereka tawarkan, bisnis dapat membangun hubungan dengan pelanggan dan memantau perilaku mereka secara online (Sitompul, 2024).
Ini juga membuat lebih mudah bagi bisnis untuk menyesuaikan strategi pemasaran mereka agar sesuai dengan tren dan perkembangan di dunia digital. Penggunaan influencer dalam strategi pemasaran telah menjadi salah satu tren yang semakin populer. Influencer marketing telah menjadi salah satu cara yang efektif untuk mencapai target audiens yang lebih luas dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap barang atau jasa yang ditawarkan. Perusahaan dapat bekerja sama dengan influencer dengan jumlah pengikut yang besar dan setia untuk meningkatkan jangkauan dan kesadaran merek.
Membentuk Preferensi Konsumen
Influencer digital sangat mampu memengaruhi preferensi pelanggan, jadi penting bagi pelanggan untuk memilih influencer yang sesuai dengan nilai dan citra merek mereka agar pesan yang disampaikan terlihat konsisten dan meyakinkan. Influencer marketing membantu bisnis memanfaatkan kekuatan sosial media untuk meningkatkan citra merek dan menjangkau pasar yang lebih luas. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa penggunaan influencer dalam strategi pemasaran terus meningkat dan menjadi komponen penting dalam membangun hubungan konsumen yang kuat.
Strategi pemasaran yang melibatkan influencer dapat menjadi salah satu kunci sukses dalam menghadapi persaingan yang semakin keterkaitan, karena perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran mereka dengan lebih efektif melalui kerjasama dengan influencer yang memiliki pengikut setia dan interaksi yang tinggi. Selain itu, influencer dapat membantu menciptakan konten yang menarik dan relevan bagi audiens target, sehingga meningkatkan kesadaran merek dan kesetiaan pelanggan.
References:
Angelica, C., A, F., Tercia, C., & Murniadi, K. (2020). Studi hubungan kredibilitas influencer, parasosial, nilai merek, dan niat pembelian produk kosmetik. Kajian Branding Indonesia, 2(2), 300-336. https://doi.org/10.21632/kbi.2.2.300-336
Asrun, N. (2024). Pengaruh gaya hidup dan media sosial terhadap perilaku konsumtif generasi z di kota medan dengan literasi keuangan sebagai media intervening. Jurnal Manajemen Bisnis Dan Keuangan, 5(1), 173-186. https://doi.org/10.51805/jmbk.v5i1.205
Febriani, T. (2022). Pengaruh kredibilitas social media influencer (smi) terhadap kesadaran merek produk pangan olahan: studi pada produk beras “fortivit” perum bulog. Jurnal Pangan, 31(3). https://doi.org/10.33964/jp.v31i3.619
Hartanti, H. and Oktiyani, R. (2020). Pengembangan strategi pemasaran ayam barokah melalui digital marketing. Widya Cipta – Jurnal Sekretari Dan Manajemen, 4(2), 183-190. https://doi.org/10.31294/widyacipta.v4i2.8791
Jatmika, R. (2023). Pengaruh digital marketing marketplace terhadap keputusan pembelian mahasiswa universitas suryakancana cianjur. Jurnal Administrasi Bisnis (Jubis), 3(2), 90. https://doi.org/10.35194/jubis.v3i2.3805
Priscilia, T. (2024). Pengaruh brand ambassador babe cabita dan marshel widianto terhadap brand image ms glow for men. Journal of Education Humaniora and Social Sciences (Jehss), 6(3), 1320-1332. https://doi.org/10.34007/jehss.v6i3.2043
Simanjuntak, R., Yani, A., & Sumarsid, S. (2023). Dampak karakteristik influencer digital terhadap niat beli produk fashion. Labs Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 28(2), 1-13. https://doi.org/10.57134/labs.v28i2.43
Sitompul, E. (2024). Pengaruh komunikasi pemasaran digital dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) aplikasi belanja online terhadap keputusan pembelian produk skincare. Arus Jurnal Sosial Dan Humaniora, 4(1), 30-43. https://doi.org/10.57250/ajsh.v4i1.310
Yerizal, Y. (2023). Melangkah bersama digital: pendampingan terstruktur untuk penguasaan digital marketing di kalangan umkm. Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa, 1(10), 2410-2417. https://doi.org/10.59837/jpmba.v1i10.526
Pict Illustration : Pexels – George Milton. https://www.pexels.com/id-id/foto/kreatif-smartphone-ponsel-pintar-perempuan-6953993/