Coba pikirkan Anda sedang berdebat dengan teman tentang berita terbaru. Anda dan rekan Anda mengeluarkan argumen yang terdengar meyakinkan, dilengkapi dengan data statistik dan fakta. Namun, intuisi Anda mengatakan hal yang berbeda. Ada sesuatu yang tidak menyenangkan.
Pernahkah Anda berada dalam situasi semacam ini? Dalam situasi apa rasa penasaran mendorong Anda untuk menyelidiki lebih lanjut, mempertanyakan informasi yang diberikan, dan menentukan apakah informasi tersebut benar atau tidak? Selamat, Anda telah menerapkan berpikir kritis, juga dikenal sebagai berpikir kritis.
Menyelami Lautan Critical Thinking
Definisi dan Makna
Critical thinking adalah proses berpikir yang sistematis dan aktif untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menginterpretasi informasi. Ini bukan hanya merenungkan apa yang Anda baca atau dengar, tetapi juga mencari bukti, mempertimbangkan berbagai perspektif, dan mempertimbangkan apa yang Anda katakan.
Berpikir kritis adalah kemampuan penting yang mencakup penilaian pengaturan diri yang bertujuan, yang menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan kesimpulan berdasarkan penjelasan dan bukti (Abrami et al., 2015). Ini termasuk menilai alasan, memeriksa bukti, dan menemukan argumen yang salah (Fahim & Ghamari, 2011). Penelitian menunjukkan bahwa berpikir kritis dapat dipelajari dan diterapkan dalam berbagai bidang (Abrami et al., 2008; Halpern, 1998). Berpikir kritis secara luas diakui sebagai penting. Ini dianggap sebagai kemampuan yang penting untuk sukses di abad ke-21 dan mempersiapkan orang untuk studi lebih lanjut dan pekerjaan (Zhou & Lin, 2019; Hong et al., 2020).
Sejarah Singkat
Teori kritis telah ada sejak zaman Yunani Kuno, dipelopori oleh para filsuf seperti Plato dan Socrates. Mereka menekankan pentingnya mempertanyakan asumsi dan menggunakan penalaran logis untuk menemukan kebenaran. Dengan waktu, pemikiran kritis telah menjadi komponen penting dari pendidikan serta berbagai bidang, seperti sains, hukum, dan bisnis.
Kemampuan untuk berpikir kritis menjadi semakin penting dalam kehidupan modern untuk menghadapi berbagai kompleksitas dan tantangan yang dihadapi. Individu yang memiliki keterampilan berpikir kritis cenderung membuat pilihan yang lebih baik dan efektif jika mereka menerapkan prinsip-prinsip logika dan analisis yang kuat. Oleh karena itu, untuk mempersiapkan generasi mendatang untuk menghadapi dunia yang terus berubah dan berkembang, pembelajaran kemampuan berpikir kritis harus menjadi fokus utama dalam pendidikan.
Berpikir kritis membantu orang membuat keputusan yang lebih baik dengan melihat lebih banyak informasi. Hal ini bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan dalam karir profesional. Oleh karena itu, institusi pendidikan harus memberikan pendidikan yang mendorong kemampuan siswa untuk berpikir kritis sehingga mereka dapat menjadi individu yang kreatif dan analitis.
Lebih dari Sekedar Kemampuan Akademik
Critical thinking bukan hanya tentang menulis esai yang bagus atau menyelesaikan soal matematika. Ini adalah alat yang dapat Anda gunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk membuat pilihan yang lebih baik, menyelesaikan masalah dengan lebih baik, dan berkomunikasi dengan lebih baik.
Ketika seseorang memiliki kemampuan berpikir kritis yang kuat, mereka dapat mengevaluasi informasi dengan lebih bijak, menemukan solusi terbaik untuk masalah, dan menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri. Kemampuan berpikir kritis yang kuat juga mencegah seseorang terpengaruh oleh informasi yang salah atau tidak akurat. Oleh karena itu, penting bagi pendidikan untuk memberikan perhatian yang cukup pada pengembangan kemampuan berpikir kritis agar generasi mendatang dapat menjadi orang yang lebih cerdas dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Pendidik menekankan bahwa mengajarkan pemikiran kritis sangat penting untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam komunikasi, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah (Oikonomidis & Sofianopoulou, 2022). Studi menunjukkan bahwa analisis aktif dan pemecahan masalah, yang menekankan pada penilaian dan penyelesaian berbagai masalah, dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis (Slameto, 2014). Selain itu, berpikir kritis sangat penting bagi siswa, terutama dalam bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) karena membantu mereka membuat keputusan berdasarkan informasi dan menemukan solusi terbaik untuk masalah (Hafni et al., 2020).
Menangkap Gelombang Tren dan Perkembangan
Critical Thinking di Era Informasi
Kami menerima banyak informasi dari berbagai sumber di era informasi saat ini. Semakin penting untuk berpikir kritis untuk membedakan fakta dari fiksi, berita palsu dari berita yang kredibel, dan propaganda dari kebenaran.
Dengan berpikir kritis, siswa dapat belajar keterampilan analisis yang kuat untuk menilai informasi yang diterima dan membuat keputusan yang tepat; ini akan membantu mereka menjadi orang yang tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang salah atau manipulatif. Dengan demikian, kemampuan berpikir kritis akan memberikan dasar yang kokoh bagi siswa untuk sukses di era informasi yang penuh dengan perubahan dan tren.
Memodelkan penalaran induktif, membahas bias kognitif, membuat proses berpikir eksplisit, dan menggunakan pertanyaan untuk mendorong pemikiran kritis adalah beberapa metode yang telah diusulkan untuk meningkatkan pembelajaran berpikir kritis (Hayes et al., 2017). Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa memasukkan pemikiran kritis ke dalam berbagai konteks pendidikan sangat penting, seperti kelas olahraga, yang memungkinkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka (Tishman &; Perkins, 1995; Mcbride, 1992).
Peran Critical Thinking dalam Pendidikan
Pendidikan kontemporer semakin menekankan pentingnya berpikir kritis. Institusi pendidikan menawarkan pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk menganalisis data, membuat analisis kritis, dan membuat kesimpulan sendiri.
Ini karena berpikir kritis sangat penting dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Jika seseorang memiliki kemampuan ini, mereka dapat membuat keputusan yang logis, menyelesaikan masalah dengan baik, dan menghadapi masalah dengan lebih percaya diri. Oleh karena itu, masuknya pemikiran kritis ke dalam kurikulum pendidikan sangat penting agar siswa memiliki kemampuan ini sejak dini.
Critical Thinking di Dunia Kerja
Sukses di tempat kerja bergantung pada kemampuan untuk berpikir kritis. Karyawan yang memiliki kemampuan berpikir kritis memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, membuat keputusan yang tepat, dan memecahkan masalah dengan cara yang kreatif. Mereka juga lebih tenang dan percaya diri saat menghadapi tantangan dan dapat bekerja sama dengan baik sebagai tim. Karena kemampuan karyawan untuk berpikir kritis memungkinkan mereka untuk maju dalam karir mereka dan memberikan kontribusi yang berharga bagi perusahaan, organisasi dan perusahaan harus melatih dan mendukung karyawan mereka untuk mengembangkan kemampuan ini.
Oleh karena itu, investasi dalam kemampuan berpikir kritis karyawan akan berdampak positif bagi perusahaan dalam jangka panjang. Karyawan yang memiliki kemampuan ini juga cenderung lebih kreatif dalam menyelesaikan masalah yang kompleks, yang membantu perusahaan tetap bersaing di pasar yang terus berubah dan memperkuat posisinya di industri.
Mari Berpikir dengan Kritis
Untuk berhasil dalam berbagai bidang, berpikir kritis adalah kemampuan yang memiliki banyak fase. Dengan mengajarkan pendekatan untuk analisis aktif, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan, pendidik memainkan peran penting dalam mengajarkan pemikiran kritis. Pendidikan yang menekankan pemikiran kritis dapat membantu siswa memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk tumbuh dalam dunia yang kompleks dan sulit saat ini.
Perusahaan dapat memainkan peran yang sama dalam lingkungan kerja dengan memberikan pelatihan dan dukungan yang diperlukan bagi karyawan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka, yang dapat meningkatkan produktivitas, inovasi, dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memprioritaskan pengembangan keterampilan berpikir kritis di antara karyawan mereka dan mendorong mereka untuk terus meningkat dalam kemampuan mereka untuk menyelesaikan masalah yang kompleks.
Kemampuan berpikir kritis yang kuat akan membantu karyawan menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan mengevaluasi data dengan lebih baik. Oleh karena itu, bisnis dapat menjadi lebih kompetitif di pasar yang selalu berubah dan menuntut. Perusahaan dapat membantu karyawan mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang diperlukan untuk berhasil dalam lingkungan kerja yang kompleks saat ini dengan memberikan pelatihan dan dukungan yang tepat.Kita harus berkolaborasi untuk meningkatkan kemampuan analisis kritis kita
References:
(2014). Developing critical thinking skills through school teacher training ‘training and development personnel’ model and their determinants of success. International Journal of Information and Education Technology, 4(2), 161-166. https://doi.org/10.7763/ijiet.2014.v4.390
Abrami, P., Bernard, R., Borokhovski, E., Waddington, D., Wade, C., & Persson, T. (2015). Strategies for teaching students to think critically. Review of Educational Research, 85(2), 275-314. https://doi.org/10.3102/0034654314551063
Abrami, P., Bernard, R., Borokhovski, E., Wade, A., Surkes, M., Tamim, R., … & Zhang, D. (2008). Instructional interventions affecting critical thinking skills and dispositions: a stage 1 meta-analysis. Review of Educational Research, 78(4), 1102-1134. https://doi.org/10.3102/0034654308326084
Fahim, M. and Ghamari, M. (2011). Critical thinking in education: globally developed and locally applied. Theory and Practice in Language Studies, 1(11). https://doi.org/10.4304/tpls.1.11.1632-1638
Hafni, R., Herman, T., Nurlaelah, E., & Mustikasari, L. (2020). The importance of science, technology, engineering, and mathematics (stem) education to enhance students’ critical thinking skill in facing the industry 4.0. Journal of Physics Conference Series, 1521(4), 042040. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1521/4/042040
Halpern, D. (1998). Teaching critical thinking for transfer across domains: disposition, skills, structure training, and metacognitive monitoring.. American Psychologist, 53(4), 449-455. https://doi.org/10.1037/0003-066x.53.4.449
Hayes, M., Chatterjee, S., & Schwartzstein, R. (2017). Critical thinking in critical care: five strategies to improve teaching and learning in the intensive care unit. Annals of the American Thoracic Society, 14(4), 569-575. https://doi.org/10.1513/annalsats.201612-1009as
Hong, Z., Yuan, R., & He, X. (2020). Investigating university efl teachers’ perceptions of critical thinking and its teaching: voices from china. The Asia-Pacific Education Researcher, 29(5), 483-493. https://doi.org/10.1007/s40299-020-00500-6
McBride, R. (1992). Critical thinking—an overview with implications for physical education. Journal of Teaching in Physical Education, 11(2), 112-125. https://doi.org/10.1123/jtpe.11.2.112
Oikonomidis, I. and Sofianopoulou, C. (2022). Critical thinking within the informatics textbook of the second class of the greek lyceum.. https://doi.org/10.36315/2022v1end105
Tishman, S. and Perkins, D. (1995). Critical thinking and physical education. Journal of Physical Education Recreation & Dance, 66(6), 24-30. https://doi.org/10.1080/07303084.1995.10607094
Zhou, F. and Lin, Y. (2019). A comparative study of critical thinking skills between english and japanese majors in a normal university. English Language Teaching, 12(12), 30. https://doi.org/10.5539/elt.v12n12p30
Pict Illustration : Pexels – Pavel Danilyuk
Pingback: Berpikir Kritis, dalam Era Digital - IGAS
Pingback: Berpikir Kritis vs Skeptisisme dalam Pendidikan - IGAS