Budaya Membentuk Ingatan Kita Terhadap Merek

Share this article

Pernahkah Anda bingung dengan iklan yang Anda lihat saat berada di negara lain? Pernahkah Anda menemukan iklan di negara lain yang lebih menarik dan mudah diingat? Pengaruh budaya pada brand recall mungkin menjadi penyebabnya.

Kemampuan pelanggan untuk mengingat merek dan barang-barangnya dikenal sebagai brand recall. Karena budaya memengaruhi nilai-nilai yang kita pegang, cara kita berkomunikasi, dan cara kita memproses data, budaya memainkan peran penting dalam membentuk kesadaran merek.

Memahami Brand Recall dan Budaya

Apa itu Brand Recall?

Recall merek adalah salah satu metrik penting dalam marketing; tingkat yang lebih tinggi dari recall merek menunjukkan kemungkinan bahwa pelanggan akan mengingat merek dan barang tersebut saat mereka memutuskan untuk membeli sesuatu. Recall merek merupakan bagian penting dari manajemen merek karena mempengaruhi perilaku pelanggan dan loyalitas merek secara langsung.

Banyak penelitian telah melihat bagaimana berbagai komponen berpengaruh pada ingatan merek. Putri & Sentoso (2022) melakukan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan transformasional, transaksional, dan otentik terhadap perilaku inovatif yang dimediasi oleh budaya organisasi dalam situasi tertentu. Studi ini menunjukkan bagaimana gaya kepemimpinan dan budaya organisasi dapat mempengaruhi perilaku karyawan dan bahkan dapat mempengaruhi bagaimana konsumen melihat dan mengingat merek organisasi.

Apa itu Budaya?

Budaya terdiri dari rangkaian nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang dianut oleh sekelompok orang. Nasional, regional, atau bahkan lokal adalah semua tingkatan di mana budaya didefinisikan. Selain itu, Astuti et al. (2020) menyelidiki manfaat budaya mutu terhadap kinerja organisasi, yang difasilitasi oleh penerapan fungsi kualitas (QFD).

Studi ini menunjukkan bahwa budaya yang memprioritaskan kualitas dapat meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan dan berdampak pada bagaimana pelanggan melihat dan mengingat merek. Budaya kualitas dapat menjadi komponen penting dalam memberikan suatu organisasi keunggulan kompetitif.

Bisnis yang memiliki budaya yang memprioritaskan kualitas dapat memberikan layanan dan produk yang lebih baik kepada pelanggan mereka. Budaya ini juga dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap merek, membuat merek tersebut diingat dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi bisnis untuk memahami dan menerapkan budaya kualitas untuk mencapai tujuan mereka dan memenangkan hati pelanggan mereka. 

Bagaimana Budaya Mempengaruhi Brand Recall?

Pemasar yang ingin meningkatkan recall merek harus memahami budaya target mereka karena budaya memiliki pengaruh besar terhadap cara pelanggan memproses data, nilai-nilai yang mereka anut, dan cara mereka berkomunikasi.

Contohnya, iklan yang menekankan prestasi individu mungkin lebih efektif di negara individualis seperti Amerika Serikat daripada di negara kolektivis seperti Jepang, di mana iklan yang menekankan kerja sama tim mungkin lebih efektif. Tidak ada dua budaya yang sama yang tidak memiliki simbol dan makna yang sama; karena itu, pemasar harus memiliki pemahaman yang baik tentang simbolisme budaya tersebut agar mereka dapat menggunakannya secara efektif dalam iklan mereka. Iklan harus menggunakan bahasa dan humor yang sesuai dengan budaya dan bahasa target audiens.

Berikut beberapa contoh bagaimana budaya dapat memengaruhi brand recall:

  • Nilai-nilai budaya: Merek-merek tertentu dapat memengaruhi persepsi pelanggan tentang mereka di beberapa budaya. Misalnya, merek yang mendorong kerja tim dan komunitas mungkin lebih disukai oleh pelanggan di budaya yang menghargai kolektivisme.
  • Simbolisme: Penting bagi pemasar untuk menghindari menggunakan simbol yang dapat menyinggung atau membingungkan audiens mereka karena simbol yang berbeda memiliki makna yang berbeda dalam berbagai budaya.
  • Bahasa: Iklan harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan budaya dan bahasa target audiens karena bahasa yang salah dapat membingungkan dan mengecewakan pelanggan.
  • Humor: Humor sangat efektif dalam membangun hubungan dengan pelanggan, tetapi penting untuk menggunakan humor yang sesuai dengan budaya target audiens karena dapat merusak reputasi merek.

Budaya dan marketing brand recall

Budaya dan recall merek adalah satu dan sama. Marketing yang ingin meningkatkan recall merek harus memahami budaya target audiens mereka karena budaya mempengaruhi cara konsumen memproses informasi, nilai-nilai yang mereka anut, dan cara mereka berkomunikasi.

Contohnya, iklan yang menekankan pencapaian individu mungkin lebih efektif di negara individualis seperti Amerika Serikat daripada di negara kolektivis seperti Jepang, di mana iklan yang menekankan kerja sama tim mungkin lebih efektif. Banyak budaya memiliki simbol dan makna yang berbeda, dan marketing perlu memahami simbolisme budaya agar dapat menggunakannya secara efektif dalam iklan. Iklan harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan budaya dan bahasa target audiens. Humor yang digunakan juga harus sesuai dengan budaya target audiens.

Globalisasi dan brand recall

Untuk menjangkau audiens global, marketing harus memahami budaya yang berbeda karena globalisasi membuat dunia lebih terhubung, yang berdampak pada recall merek.

Di satu sisi, globalisasi menghadirkan tantangan bagi marketing dalam hal merek recall karena ada banyak merek yang bersaing untuk mendapatkan perhatian pelanggan. Di sisi lain, globalisasi juga membuka peluang baru bagi pemasar. Marketing dapat secara signifikan meningkatkan recall merek dan pangsa pasar dengan menjangkau audiens yang tersebar di seluruh dunia.

Marketing harus memanfaatkan peluang globalisasi dengan melakukan riset pasar untuk memahami budaya target audiens mereka dan membuat kampanye yang sesuai dengan budaya masing-masing negara. Selain itu, mereka harus membangun hubungan dengan influencer lokal untuk menjangkau audiens target mereka.

Media Sosial dan Brand Recall

Media sosial telah menjadi alat penting bagi bisnis untuk menjangkau pelanggan dan meningkatkan recall merek. Situs seperti Facebook, Instagram, dan Twitter memungkinkan iklan untuk menargetkan audiens tertentu berdasarkan minat, demografi, dan perilaku mereka.

Media sosial juga memungkinkan marketing untuk berhubungan secara langsung dengan pelanggan. Bisnis dapat menunjukkan kepada pelanggan bahwa mereka peduli dengan mereka dan ingin menjalin hubungan yang kuat dengan mereka dengan menanggapi pesan dan komentar.

Selain itu, media sosial dapat digunakan untuk membangun recall merek dengan membuat konten yang menarik dan informatif. Konten yang dibagikan secara luas di media sosial dapat meningkatkan visibilitas merek dan membantu pelanggan lebih mengenal merek tersebut. 

Personalisasi dan Brand Recall

Sekarang konsumen mengharapkan pengalaman yang dipersonalisasi, yang berarti marketing harus menggunakan data untuk mengetahui lebih banyak tentang pelanggan mereka dan menargetkan pesan mereka dengan lebih tepat.

Personalisasi pesan dapat membantu meningkatkan recall merek dengan memberi pelanggan kesan bahwa mereka dikenal dan dihargai. Ketika pesan sesuai dengan minat dan kebutuhan pelanggan, mereka lebih cenderung untuk memperhatikan dan mengingat merek tersebut.

Marketing dapat mempersonalisasi pesan mereka dengan berbagai cara. Mereka dapat menargetkan iklan mereka dengan data demografis, geografis, dan perilaku; mereka juga dapat menggunakan data pembelian sebelumnya untuk menawarkan produk dan layanan yang relevan. Selain itu, mereka dapat menggunakan data media sosial untuk mengetahui minat dan hobi konsumen mereka. 

Tren dan Perkembangan Terbaru

Selain itu, Ndlela dan Chuchu (2016) menekankan betapa pentingnya iklan dukungan selebriti untuk membentuk ingatan konsumen dan perilaku pembelian merek. Mereka menemukan bahwa ada korelasi positif antara dukungan selebriti dan ingatan merek, yang menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang melibatkan selebriti dapat memengaruhi bagaimana pelanggan mengingat dan mengidentifikasi merek.

Salah satu metrik penting dalam marketing adalah brand recall, yang menunjukkan seberapa baik pelanggan ingat merek mereka. Pemasar harus mempertimbangkan beberapa tren dan perkembangan terbaru dalam pemulihan merek:

1. Meningkatnya Pentingnya Personalisasi

Sekarang, pelanggan mengharapkan pengalaman yang dipersonalisasi, dan hal ini juga berlaku untuk recall merek. Marketing yang ingin meningkatkan recall merek harus menggunakan data untuk mengetahui lebih banyak tentang pelanggan mereka dan menargetkan pesan mereka dengan lebih tepat. Untuk mencapai hal ini, metode seperti retargeting iklan, personalisasi email, dan segmentasi audiens dapat digunakan.

2. Meningkatnya Penggunaan Media Sosial

Media sosial adalah alat yang efektif untuk membangun recall merek. Marketing dapat menggunakan media sosial untuk menjangkau audiens yang luas, membangun hubungan dengan pelanggan, dan membuat konten yang menarik dan informatif. Situs seperti Facebook, Instagram, dan TikTok menawarkan berbagai cara untuk meningkatkan recall merek melalui iklan, influencer marketing, dan konten organik.

3. Meningkatnya Penggunaan Artificial Intelligence (AI)

AI dapat digunakan untuk meningkatkan recall merek dengan mengotomatiskan tugas-tugas marketing, menganalisis data, dan memberikan wawasan tentang perilaku konsumen. AI juga dapat membantu bisnis dalam menargetkan pesan dengan lebih tepat, membuat konten yang lebih relevan, dan mengukur seberapa efektif sebuah kampanye marketing.

4. Meningkatnya Pentingnya Pengalaman Pelanggan

Pengalaman pelanggan juga merupakan faktor penting yang memengaruhi recall merek. Pelanggan yang memiliki pengalaman positif dengan merek tersebut lebih cenderung untuk mengingat merek tersebut dan ingin membelinya lagi. Bisnis harus berkonsentrasi pada meningkatkan pengalaman pelanggan di setiap titik kontak, mulai dari website hingga layanan pelanggan.

5. Meningkatnya Pentingnya Keberlanjutan

Marketing harus menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan dalam pesan marketing dan praktik bisnis mereka jika mereka ingin meningkatkan recall merek mereka. Konsumen semakin sadar akan masalah lingkungan dan sosial, sehingga merek yang berkomitmen untuk keberlanjutan akan lebih disukai. 

Budaya pada Brand Recall

Dalam hal brand recall, budaya sangat penting. Dengan memahami budaya target audiens Anda, Anda dapat membuat kampanye pemasaran yang lebih efektif dan meningkatkan recall merek Anda. Konsumen semakin menyadari masalah lingkungan dan sosial, sehingga bisnis harus menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan.

Perusahaan dapat memahami budaya target audiens mereka untuk membuat kampanye marketing yang lebih efektif dan meningkatkan recall merek di mata konsumen. Ini akan mendorong konsumen yang semakin peduli terhadap lingkungan untuk mendukung merek mereka.

Oleh karena itu, perusahaan dapat membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan dan menumbuhkan loyalitas yang lebih tinggi. Selain itu, perusahaan dapat menarik pelanggan yang memiliki kepedulian dan nilai yang sama dengan menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan. Perusahaan dapat mencapai tujuan mereka untuk meningkatkan recall merek dan memperkuat posisi merek mereka di pasar dengan menggunakan strategi pemasaran yang tepat.

References:

Astuti, M., Adawiyah, W., & Iriantoko, B. (2020). Pengaruh budaya kualitas terhadap kinerja organisasi  dengan quality function deployment sebagai mediator  pada ikm sektor logam di jawa tengah. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi, 21(4). https://doi.org/10.32424/jeba.v21i4.1543

Ndlela, T. and Chuchu, T. (2016). Celebrity endorsement advertising: brand awareness, brand recall, brand loyalty as antecedence of south african young consumers’ purchase behaviour. Journal of Economics and Behavioral Studies, 8(2(J)), 79-90. https://doi.org/10.22610/jebs.v8i2(j).1256

Putri, K. and Sentoso, A. (2022). Pengaruh kepemimpinan transformasional, transaksional,dan authentic terhadap perilaku inovatif dengan budaya organisasi sebagai variabel mediasi pada karyawan bank bpr di kota batam. Eco-Buss, 5(1), 114-132. https://doi.org/10.32877/eb.v5i1.328

Pict Illustration : Pexels – Mikael Blomkvist

1 komentar untuk “Budaya Membentuk Ingatan Kita Terhadap Merek”

  1. Pingback: Bagaimana Budaya Tradisional di Era Digitalisasi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top